Tuesday, October 17, 2017

Aku Dan Jakarta Coffee Week 2017 (Part 3)


Si Hitam dari Manado


Perhatian gue terhenti di salah satu stand kopi yang cukup unik, yang mereka menamakan kopinya adalah Kita Pe Koffie, dengan membawakan karakter biji kopi khas Manado. Barista mereka adalah seorang wanita asli Manado, yang di mana pembuatan kopinya menggunakan metode manual yang cukup unik yaitu dibakar. Jadi kopi direbus dan disaring di dalam sebuah teko emas besar, kemudian dibakar di atas arang, yang tujuannya untuk menjaga panas dari kopi tersebut. Informasi dari salah satu yang penjaga stand kopi ini, bahwa mereka masih terhitung baru, dan Kita Pe Koffie ini lebih pada menyediakan jasa pengiriman kopi secara online. Kita Pe Koffie memberikan gue kesempatan untuk bertestimony buat kopi mereka, sebagai gantinya gue dapat biji kopi Manado dan segelas kopi susu (lumayan hahaha). Karakter kopi Manado yang mereka buat (black coffee) itu khas banget buat gue, strong dan juga bold, penyajian mereka menggunakan susu, jadi Kita Pe Koffie ini lebih menjual kopi susu dengan rasa yang disesuaikan selera konsumen. Jadi apabila kalian mau lebih pada dominan Manis, kopi akan dibuat 50 : 50 antara kopi dan susunya, akan tetapi buat kalian yang memang menyukai karakter kopi hitam dengan sensasi susu, komposisi akan dibuat menjadi 70 : 30 dengan komposisi kopi lebih banyak dari pada susu. Buat kalian yang mungkin sibuk beraktifitas di kantor atau kampus, tapi mau mencoba kopi susu khas Manado, kalian bisa langsung order Kita Pe Koffie ini ya.

Ada Diskon Langsung 10%



Melanjutkan perjalanan, gue berencana untuk beli biji kopi yang dijual di stand Otten Coffee, mereka menjual biji kopi single origin dari berbagai macam daerah, dan yang pastinya yang terkenal di Otten Coffee adalah biji kopi Karo Mandailing, Krici, Bali dengan honey proses ataupun natural proses dan masih banyak lagi. Otten coffee kasih promo langsung yaitu diskon 10%, harganya jadi lumayan murah. Finally, setelah ngobrol dengan yang jaga stand Otten Coffee, gue memutuskan untuk membeli biji kopi Bali, karena sesuai dengan karakter rasa yang gue pengen (rasa segar seperti jeruk) dan alat metode manual brew yang gue punya. Gue juga sempet tanya-tanya ke stand Otten Coffee, terkait beberapa alat metode manual brew yang mereka jual seperti V60 atau Vietnam drip, dan ternyata semuanya sudah ludes habis terjual dari hari ke-2 kegiatan Jakarta Coffee Week 2017, sangat luar biasa sekali ya para pencinta kopi ini.


Finally

Gue juga sempat lewat dan main ke stand klinik kopi yang terkenal dari Yogyakarta, yang di mana ownernya mirip sekali dengan yang ada di channel Youtube yang gue lihat, hahaha. Tapi sayangnya belum bisa ngobrol banyak dengan beliau, karena dia mau tutup sejenak untuk menonton kegiatan Aeropress Championship. Finally, perjalanan gue hari itu di Jakarta Coffee Week berujung di salah satu stand coffee yaitu Tamper Coffee, salah satu coffee shop yang berlokasi di daerah Cipondoh, Tangerang. Gue dapat promo free ice coffee late, karena sudah follow official Instagramnya mereka. Kayaknya dari awal sampai akhir gue cuma mencicipi kopi gratis ya, hahaha. Emang guys, gue beruntung banget bisa nyobain banyak jenis kopi di event ini, dan free pula. Oke, seperti itulah cerita pengalaman di event Jakarta Coffee Week 2017, banyak sekali cerita tentang kopi yang gue dapat selama kegiatan tersebut yang membuat gue semakin kagum dengan yang namanya kopi. Di sana gue beruntung bisa belajar banyak dari para ahli kopi, pembisnis kopi dan bahkan petani kopi. Jadi, buat kalian yang belum sempat datang ke Jakarta Coffee Week 2017, ayo kita persiapkan diri kita untuk menyambut Jakarta Coffee Week berikutnya ya.

Salam biji kopi ~




Share:

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment