Tuesday, November 21, 2017

Coffee Time – Ardent Coffee & Kitchen

Dapat client baru nih, dan clientnya agak aneh, lebih tepatnya produknya aneh, dan gue harus bikin creative strategy buat tuh client. Nasip nasip, begitu lah nasip kalo kita bekerja di industri creative, harus berfikir keras setiap hari demi ide yang dapat memuaskan client – client perusahaan. Maka dari itu, kalo namanya mikirin strategi, enggak bisa tuh di kantor, soalnya bosen karena suasananya begitu begitu aja, dan pasti idenya kurang cihuy.


Demi mendapatkan ide yang bagus buat client baru gue ini, akhirnya gue angkut aja creative team gue ke tempat yang asik. Gue mikir tuh, kira-kira tempat cozy apa nih yang ada di deket kantor, dan pastinya tujuan gue adalah coffee shop dong ya, karena kalo lagi mikir itu yang paling enak sambal ngopi – ngopi ria, dan ditambah coffee shop sekarang rata-rata pasti sudah memberikan fasilitas wifi, karena mereka sangat mengerti apa yang dibutuhkan oleh orang-orang zaman sekarang.

Setelah mencari-cari via Mbah Google yang tahu segalanya, gue menemukan satu buah coffee shop yang unik dan baru di daerah Puri, tapi masih belum sampe Puri juga, masih daerah Pesanggrahan, Jakarta Barat, namanya Ardent Coffee & Kitchen. Pas gue mengucapkan nama itu, tiba-tiba anak magang di kantor gue bersuara “Itu tempatnya bagus ko ka’ kemarin aku ama mamah aku habis dari sana, tempatnya dari luar kayak ruko biasa, tapi pas masuk, ternyata luas.”


Oke, setelah mendapatkan rekomendasi dari anak magang itu, gue dan creative team langsung cus berangkat menuju TKP. Perjalanan dari kantor gue yang di daerah Meruya, enggak bikin perjalanan terlalu lama ke Ardent Coffee & Kitchen. Lokasi mereka memang di ruko gitu, patokannya kalo dari arah Meruya, setelah Patbingsoo dan Exelso Coffee, posisinya ada di sebelah kiri jalan dan kalo kalian dari arah Puri, patokannya Ranch Market, tapi posisinya ada di sebrang jalan.


Kalo dari luar memang coffee shop mereka berbentuk ruko, tapi pas kita masuk ke dalam kita langsung disambut oleh mini bar untuk kopi, dan setelah melewati mini bar tersebut barulah kita bisa melihat posisi dalam dari Ardent Coffee yang ternyata cukup luas. Mereka punya beberapa lokasi tempat duduk, ada sayap kiri yang bentuk tempat duduknya sepertinya lebih didedikasikan untuk pasangan yang mau foto ootd, dan sayap kanan yang lebih kepada pengunjung yang datang secara bergrombolan, contohnya gue dan teman-teman kantor gue. Uniknya mereka juga punya tempat duduk out-door yang kebetulan pas gue dateng, lagi ada yang mengadakan sesi photoshoot dibagian out-door coffee shop tersebut.


Sayangnya, karena gue kesini dalam rangka meeting, jadi gue belum bisa memberikan review terlalu banyak untuk sisi kopinya. Saat di Ardent, gue cuma pesen ice coffee latte, dan saat gue tanya mereka make based biji kopinya apa, waiters yang jaga cuma bilang mereka make biji kopi Robusta untuk based olahan kopi di coffee shop mereka ini. Oh ya guys, Ardent Coffee & Kitchen ini juga enggak cuma menjual kopi, mereka juga menjual banyak makanan, jadi buat kalian yang datang ke sana belum sempat makan, jangan khawatir. Oh ya untuk kisaran harga kopi, mereka punya harga rata-rata 35 ribu ke atas. Jadi, buat kalian yang berniat mau mencari coffee shop yang cozy dengan suasana instagramable banget, Ardent Coffee ini menjadi salah satu tempat yang gue rekomendasiin. Gue juga janji next time akan datang lagi ke Ardent Coffee & Kitchen untuk lebih menikmati suasana coffee shop mereka.


Salam biji kopi ~
Share:

Thursday, November 9, 2017

Coffee Time – Di Bawah Tangga


Sore itu suasana terasa begitu sendu, karena hujan baru saja selesai membasahi bumi Jakarta. Aroma tanah tercium begitu pekat dan rintik-rintik hujan masih terus turun, seakan membuat suasana sore itu semakin lembab dan mematahkan semangat untuk bekerja. Tiba-tiba di ujung ruang kerja ada teman kantor gue yang bersuara,

Amel : Ka’ Mau kopi susu kampung gitu enggak? Kayaknya enak nh ngopi.

Tanpa berfikir panjang, gue langsung menanggapi ajakan dari teman kantor gue, “Kuy lah, I’m in”.

Amel : Mau pesan pake Go-Jek aja ka?

Gue : Boleh – boleh aja, pilih kopi susu yang enak ya.

Satu jam berlalu dari waktu kami memesan kopi.

Gue : Mel gimana Kopinya? Udah sampai mana?

Amel : Orderan gue enggak ada yang mau pick-up ka L gimana ya?

Gue lihat ke luar jendela kantor, dan ternyata memang hujan masih turun rintik-rintik. Mungkin ini adalah alasan babang Go-Jeknya enggak mau ambil orderan kita, takut basah.

Akhirnya gue mengusulkan ke si Amel untuk langsung berangkat ke coffee shop yang memang menjual kopi susu kampung yang enak, dari pada kita harus menunggu terlalu lama sampai ada yang mau pick orderan kita (selebih lagi Amel bilang, kasihan ama babang Go-Jeknya takut kehujanan). Jadi kami memutuskan untuk beli sendiri kopi susu kampung tersebut. Sebelum kami memutuskan untuk berangkat ke mana, kami mulai untuk mencari-cari kopi susu kampung yang dekat dengan lokasi kantor kami.

Setelah menyusuri Google, akhirnya kami menemukan coffee shop yang menjual kopi susu kampung dengan harga yang cukup terjangkau dan tidak terlalu jauh dengan lokasi kantor kami di Jakarta Barat yaitu “Di Bawah Tangga” yang berlokasi di Mall Gandari City, Jakarta Selatan. Tanpa sepengetahuan bos dan masih menggunakan sandal jepit, akhirnya gue, Amel dan 3 orang teman kantor gue, kita langsung cabut ke Gandari City demi satu buah gelas kopi susu kampung yang dapat menghilangkan kesenduan kami pada sore itu.

Macet dan hujan di Jalan Panjang, harus kami lewati demi bisa tiba ke Gandari City, lagu dari radio dan beberapa jokes receh juga menjadi teman dari perjalanan kami sore hari itu. Finally, sampailah kami di Mall Gandari City yang berlokasi di Jakarta Selatan. Di Bawah Tangga berlokasi tidak jauh dari North Lobby Mall Gandari City, dan uniknya nama Di Bawah Tangga itu benar-benar meripresentasikan coffee shopnya mereka yang berada tepat di bawah escalator Mall Gandari City ini.

 

Tempat coffee shop mereka terkesan minimalis dan outdoor jadi bisa dikatakan full untuk smoking area. Sesampainya di sana gue langsung menuju order area, gue punya kebiasaan kalo lagi datang ke coffee shop pertama kali, gue akan tanya dulu apa rekomendasinya di sini? Si embak – embak yang jaga langsung menjawab “kita punya rekomendasi es kopi susu kampungnya ka”

Gue: Alasannya?

Embak yang jaga : Itu best seller kita di sini ka, dan untuk kopinya sendiri kita pake biji kopi local Arabica yang dibland.

Gue : Oke Embak, saya order es kopi susu kampungnya ya.


Harga dari es kopi susu kampung tersebut, cukup sangat bersahabat, hanya Rp.19.000,- per satu gelasnya. Tapi Di Bawah Tangga sendiri sebenarnya menjual cukup banyak menu pilihan kopi dan beberapa makanan ringan yang dapat menemani es kopi yang kita minum. Lucunya, setelah selsai order, kita akan diberikan Sing-call Pager seperti di coffee shop Korea (buat yang suka nonton drama Korea, biasanya tahu) alat ini berbentuk merah dan bulat. Sing-call akan begetar dan menyala apabila orderan kita sudah ready.

Es kopi susu kampung yang gue pesan pun akhirnya ready to drink, rasanya kopi ini enak, soft dan sangat bersahabat di perut, kopi dan susu bercampur dengan tepat, saat meminumnya pun bisa tidak terasa apabila kopi kita sudah mau habis aja. Terasa kurang banyak sih, hahaha tapi gue harus akui es kopi susu kampung yang gue nikmati Di Bawah Tangga Waktu itu berhasil ngembaliin mood gue buat kerja lagi. Jadi buat kalian yang mau cari kopi susu kampung buat coffee time, es kopi susu kampung Di Bawah Tangga, menjadi rekomendari dari gue. 

Salam biji kopi ~
Share:

Sunday, October 22, 2017

Keseruan Cerita Kopi di Urban Life Event Jakarta 2017


Zaman now banyak banget event yang menyelipkan kegiatan kopi sebagai salah satu daya tariknya. Nama kopi seperti dapat menyihir banyak orang untuk penasaran dan juga datang melihat apa yang sedang ditawarkan oleh event tersebut. Ini adalah kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri di jaman now, begitu hebatnya pengaruh nama sebuah kopi ya. Salah satunya adalah event yang diselenggarakan di Mall Ciputra Jakarta pada 27 September – 8 October 2017, yaitu Urban Life Coffee, Fashion & Sneakers.

Gue tertarik dengan acara ini, karena ada bahasan kopi pada eventnya, dan buat para pecinta kopi jaman now, yang menjadi sorotan salah satunya karena ada stand dari Filosofi Kopi dan Kopikini. Acara ini juga menawarkan kegiatan 1000 cups of coffee untuk memperingati international coffee day, cupping dan juga latte art. Jadi buat kalian yang datang pada event ini, kalian berkesempatan untuk mencoba kopi-kopi yang saat ini lagi sangat kekinian ya, karena selain stand Filosofi Kopi atau Kopikini, ada banyak stand coffee lain yang menarik perhatian gue. So, let’s check my story with Urban Life Coffee, Fashion & Sneakers. Oh ya, FYI, dari event Urban Life Coffee, Fashion & Sneakers ini, gue cuma akan ngebahas tentang kopinya aja ya, maklum dong ya namanya juga blog Kopi Tak Berdusta, kalo gue ngebahas fashion dan sneakers juga, nanti nama blog gue bisa berubah jadi kopi, fashion dan sneakers juga tak berdusta. Hahaha. Apa sih.

Gue datang hari Jum’at 6 Oktober 2017 after office hour, maklum lah ya namanya juga karyawan, dan karena kebetulan kantor gue di daerah Jakarta Barat, jadi enggak terlalu jauh untuk datang ke lokasi acara ini yang bertempat di Mall Ciputra Grogol Jakarta, atau yang terkenal dengan sebutan “CL”. Event Urban Life berlokasi di middle Hall CL, jadi tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Saat sampai di lokasi event, mata gue langsung mencari di mana lokasi dari event kopi mereka, dan pada event ini kita dapat melihat beberapa stand coffee yang buka, termasuk stand Hario yang pastinya menjual peralatan manual brewing. Ya iya lah, kalo sampai Hario jualan baju ama sepokat, nanti malah gue yang bingung -__-“.


Ada beberapa stand kopi yang baru buat gue, dan buat kalian yang mau datang dan melihat di mana lokasi dari stand Filosofi Kopi dan Kopikini, mereka membuka stand berdampingan pada sudut lokasi event tersebut, jadi kalian tidak akan sulit menemukan stand mereka. Untuk bagian coffee, kalian akan disajikan sebuah stand khusus yaitu stand sejarah kopi yang berbentuk labirin sederhana dan terdapat infographic dari sejarah kopi yang menarik, jadi buat kita-kita yang mau tahu tentang kopi dari nenek moyangnya, wah pas banget tuh buat belajar.


Setelah gue menghabiskan waktu di labirin sejarah kopi, gue berpindah ke sebuah stand kopi yaitu Dua Coffee yang di mana mereka menghadirkan dua jenis kopi yang dapat kita beli yaitu KLAVEE (Coconut Water with Espresso) dan Kopi Kedua (Karena yang Pertama Tetap Kamu). Kopi kedua adalah Kopi Susu khas dari Dua Coffee, dan KLAVEE adalah black coffee dari Dua Coffee, menariknya KLAVEE bukan lah black coffee biasa, tapi kopi espresso yang dicampur dengan air kelapa. Untuk biji kopinya, mereka menggunakan bland dari biji kopi Sunda Gulali dan Sunda Aromanis. Dua Coffee menjual kopinya dengan harga Rp. 20.000,- / botolnya. 


Gue sempat bingung awalnya mau beli yang mana di antara dua jenis kopi ini, tapi finally, gue menjatuhkan pilihan pada KLAVEE, karena gue penasaran bagaimana sensasi rasa kopi espresso yang dicampur dengan air kelapa. Bener aja guys, pas gue cobain ternyata rasanya unik banget, rasa kopi hitamnya yang berkarakter berbalut dengan sensasi segarnya kelapa bercampur jadi satu. KLAVEE ini recommended banget buat kalian yang sedang mencari sebuah rasa baru dari kopi.


Next, gue berpindah ke salah satu stand yang juga menarik perhatian, stand ini dengan mencolok menjual beberapa varian biji kopi. Seperti Golden Boon, Gunung Halu, Flores Bajawa, Bali, dan juga Gayo Wine. Sang barista yang menjaga stand ini, dengan atraktif menawarkan kopi tester yang dia buat menggunakan metode V60, sehingga banyak orang yang tidak segan-segan mencoba kopi yang dibuat. Lagi-lagi muncul kebingungan yang mendalam di pikiran gue, yaitu kira-kira biji kopi mana yang akan gue pilih untuk dibeli, karena kebetulan bulan ini, gue belum membeli stok biji kopi buat seduhan di kantor. 


Rasa dalam hati, pengen gue beli nih semua biji kopi, akan tetapi, kalo gue beli semuanya, besok-besoknya gue enggak akan bisa makan, masa gue mau makan indomie pake biji kopi. Akhirnya setelah ngobrol-ngobrol dengan sang barista yang menjaga stand tersebut, dia merekomendasikan biji kopi Gayo Wine. 


FYI guys, stand kopi ini bernama East Indische Koffie, coffee shop mereka sudah cukup terkenal karena mereka sudah memiliki beberapa lokasi di antaranya yaitu Batam, Lembang, dan untuk di Jakarta sendiri mereka berlokasi di Tebet, jadi buat kalian anak gaul Tebet, mungkin sudah tidak asing dengan coffee shop ini dong ya.


Back to The Gayo Wine, so why I decide to choose Gayo Wine beans? Ternyata setelah berdiskusi panjang dengan barista asal Batam tersebut, Biji Kopi Gayo Wine ini, berbeda dengan rasa biji kopi Gayo biasanya, karena Gayo Wine diproses dengan menggunakan metode Wine Process, sehingga berbeda dengan proses kopi yang biasa kita kenal seperti Natural Process, Washed Process, ataupun Honey Process. Rasa yang dihadirkan pun juga menjadi berbeda, sensasi rasa kopi yang segar, clean serta after taste dari kopi Gayo Wine membuat biji kopi ini sangat terasa berkarakter di lidah gue, dan ada sensasi rasa wine dari biji kopi ini, tapi tenang aja, kopi ini tidak memabukan, kecuali kalian minumnya 2 kontainer, baru deh kalian pasti mabok kopi. 


Membeli biji kopi Gayo Wine, menjadi penutup perjalanan gue menjelajahi Urban Life Coffee, Fashion & Sneakers malam itu. Banyak cerita baru tentang kopi yang didapat, dan yang pastinya membuat gue semakin kagum dengan keunikannya. Salam biji kopi ~ 
x
Share: